Rabu, 28 Januari 2015

Syair Pelembut Hati

Jika Rabb-ku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku?!
Engkau menutupi dosa dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau mendatangi-Ku!”
Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku…( Ibnul Qayyim Al Jauziyah)
Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu…
Tetapi aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat mencukupiku setelah itu…
Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku…
Saat sakaratulmaut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu melindungiku…
Aku melihat wajah orang-orang… Tidakkah ada diantara mereka yang mau menebusku?!
Aku akan ditanya, tentang apa -yang kukerjakan di dunia ini- yang dapat menyelamatkanku…
Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku…
Sungguh celaka aku… Tidakkah ku dengar firman Alloh yang menyeruku?!
Tidakkah pula kudengar ayat-ayat yang ada di Surat Qoof dan Yasin itu?!
Bukankah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari pembalasan itu?!
Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan seruan kepadaku?!
Maka ya Robb… akulah hambamu yang bertaubat… Tidak ada yang dapat melindungiku,
Melainkan Robb yang Maha Pengampun, lagi Maha Luas Karunianya… Dia-lah yang menunjukkan hidayah kepadaku

Aku telah datang kepada-Mu… maka rahmatilah aku, dan beratkanlah timbanganku…
Ringankanlah hukumanku… Sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahalanya untukku

Minggu, 18 Januari 2015

SELFIE

Inilah Foto Selfie-mu Dari Masa Depan

Inilah foto selfie-mu dari masa depan!
Foto selfie adalah foto diri sendiri yang diambil oleh yang bersangkutan. Foto jenis selfie ini populer seiring dengan populernya penggunaan hape atau telpon seluler yang memiliki fitur kamera. Fitur telepon pintar (smartphone) jaman sekarang meungkinkan setiap orang menjadi “fotografer”

Selasa, 05 November 2013

Adakah Amalam Khusus Pada Bulan Muharram?



Adakah Amalam Khusus Pada Bulan Muharram?

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bulan Muharram termasuk salah satu bulan yang agung. Bulan pertama dari kalender Hijriyah. Allah telah memuliakannya dengan menjadikannya satu dari empat bulan haram yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Secara khusus Allah melarang melakukan kezaliman di dalamnya untuk menunjukkan kehormatannya.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. Al-Taubah: 36)
Disebutkan dalam Shahihain, bulan-bulan haram yang berjumlah empat, tiga bulan berurutan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, & Muharram; serta Rajab yang berada diantara Jumada (Akhirah) dan Sya’ban.
Ini menunjukkan, mengerjakan perbuatan zalim/maksiat pada bulan ini dosanya lebih besar daripada dikerjakan pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya.
Ibnu Abi Thalhah dari Ibnu Abbas Radliyallahu 'Anhu mengatakan, "Allah menghusukan empat bulan yang Dia jadikan sebagai bulan-bulan haram, mengagungkan kehormatannya, menjadikan dosa yang dikerjakan di dalamnya jauh lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal shaleh dan pahala (di bulan tersebut) juga lebih besar."
. . . mengerjakan perbuatan zalim/maksiat pada bulan ini dosanya lebih besar daripada dikerjakan pada bulan-bulan selainnya. . .
Salah satu amal shalih yang mendapat perhatian lebih dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam adalah berpuasa. Beliau menganjurkan memperbanyak berpuasa di dalamnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadlan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardlu." (HR. Muslim, no. 1982)
Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menerangkan dari Muharram tersebut satu hari yang paling utama di dalamnya, yakni Yaum ‘Asyura (heri kesepuluhnya). Beliau menerangkan, berpuasa pada hari tersebut bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu.
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim no. 1975)
Disunnahkan untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal Sembilan Muharram yang dikenal dengan hari Tasu’a. Tujuannya, untuk menyelisihi kebiasaan puasanya Yahudi dan Nashrani. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, beliau berkata, “Ketika Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’ Lalu beliau Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ‘Kalau begitu, pada tahun depan Insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam sudah wafat.” (HR. Muslim, no. 1916)
. . . secara umum dianjurkan memperbanyak amal-amal shalih di bulan Muharram seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, berdzikir, sedekah, berpuasa, . . .  Tidak ada amalan khusus yang dianjurkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam padanya, selain berpuasa pada beberapa harinya. . .
Ringkasnya, secara umum dianjurkan memperbanyak amal-amal shalih di bulan Muharram seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, berdzikir, sedekah, berpuasa, dan amal-amal kebaikan lainnya. Tidak ada amalan khusus yang dianjurkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam padanya, selain berpuasa pada beberapa harinya.
kaum Syi'ah Rafidhah melakukan kebid’ahan dengan menjadikannya sebagai hari hari berkabung dan meratap atas kematian Husain bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhuma  pada hari ‘Asyura. Lalu mereka mengadakan perayaan-perayaan dengan melukai diri dan selainnya. Ini adalah kebid’ahan dan kesesatan yang nyata.
Ada pula yang mengagungkan hari ‘Asyura tersebut dengan menampakkan kegembiraan dan kesenangan. Mereka berpesta pora pada hari tersebut. Ini juga bentuk pengagungan bulan Muharram yang sesat.
Dari dua bentuk penyimpangan ini, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menunjuki Ahlus Sunnah dengan melaksanakan perintah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk berpuasa padanya dengan meninggalkan bentuk tasyabbuh (menyerupai) kaum Yahudi dalam puasa mereka dan menjauhi kebid’ahan-kebid’ahan hasil bisikan Syetan yang tak pernah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para sahabatnya dan tabi’in. Wallahu A’lam. [PurWD/v9oa-islam.com]

Senin, 08 Juli 2013

Do'a awal Ramadhan



            Apabila telah sampai pada kita suatu pengetahuan tentang terlihatnya bulan
–dalam kesempatan ini awal Ramadhan-,

baik langsung kita sendiri yang melihatnya atau pun berita dari pihak lain, maka dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:


اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allaahumma Ahillahu 'Alainaa Bilyumni Waliimaani Wassalaamati Walislaami, Rabbii Wa Rabbukallaah



Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan, iman, selamat dan Islam. Rabb-ku dan Robb-mu (bulan) adalah Allah.

Selasa, 25 Juni 2013